Muhammad Zainul Majdi Sambut Kehadiran Joko Widodo di Sumbawa |
- Muhammad Zainul Majdi Sambut Kehadiran Joko Widodo di Sumbawa
- Zainul Majdi Ajak Masyarakat NTB Terus Beramal dan Berbuat Baik
- Konferensi Ulama Internasional di NTB Resmi Ditutup
Muhammad Zainul Majdi Sambut Kehadiran Joko Widodo di Sumbawa Posted: 31 Jul 2018 12:33 AM PDT SUMBAWA, LELEMUKU.COM - Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo beserta Ibu Negara, Hj. Iriana Joko Widodo melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (29/7). Kedatangan Presiden dan Ibu Negara di Bandara Sultan Kaharuddin, Sumbawa, langsung disambut Gubernur NTB, Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi dan Istri, Hj. Erica Zainul Majdi. Kunker Presiden Jokowi ke NTB kali ini merupakan yang ke sembilan kali sejak menjabat Presiden ke-7 Republik Indonesia. Di daerah yang dikenal Bumi Seribu Masjid ini, Presiden Jokowi diagendakan untuk melaksanakan sejumlah kegiatan selama dua hari, yaitu tanggal 29-30 Juli 2018. Sesuai jadwal yang diterima dari Biro Pers Kepresidenan, Presiden dan rombongan akan mengawali Kunkernya di Kabupaten Sumbawa. Presiden beserta Ibu Negara dan rombongan diperkirakan tiba di Bandar Udara Sultan Kaharuddin, Sumbawa sekitar pukul 15.30 Wita. Kemudian, Presiden Jokowi dan rombongan langsung menuju Pondok Pesantren Internasional Dea Malela, Kecamatan Lenangguar, Kabupaten Sumbawa. Usai menghadiri kegiatan di Ponpes tersebut, Presiden dengan rombongan dijadwalkan akan bermalam di Sumbawa, sebelum esok harinya akan melanjutkan kunjungan kerja ke Kabupaten Dompu. Esok hari, yakni Senin, (30/7/2018), presiden dan rombongan akan bersilaturahmi dengan seluruh civitas akademika Universitas Teknologi Sumbawa. Kemudian, bergerak ke bandara Sumbawa Sultan M.Kaharuddin dan melanjutkan perjalanan menggunakan Heli Kopter ke Bendungan Tanju Kabupaten Dompu. Di Kabupaten Dompu, Presiden dijadwal akan meresmikan sebuah bendungan. Kembali dari Dompu, Presiden akan menyerahkan sertifikat kepada seluruh penerima sertifikat di Kabupaten Sumbawa. Setalah itu, akan kembali ke Bandara untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta. (HumasNTB) |
Zainul Majdi Ajak Masyarakat NTB Terus Beramal dan Berbuat Baik Posted: 31 Jul 2018 12:29 AM PDT MATARAM, LELEMUKU.COM - Acara Tasyakuran Hultah NWDI ke-83 yang dirangkai dengan Haul ke-21 Almagfurulah Maulana Syeikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid di Aula YPH PPD NW Pancor, Minggu (29/7), berlangsung penuh khidmat. Walau beberapa kali gempa mengguncang selama acara berlangsung. Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang juga Ketua Dewan Muhtasyar Nahdlatul Wathan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang menyempatlan hadir meskipun gempa terus mengguncang. "Walaupun gempa susulan yang terus menerus, tidak melunturkan keinginan bapak dan ibu sekalian untuk mengikuti acara pada pagi hari ini dengan khidmat. Kami mengucapkan terima kasih. Dan bagi masyarakat yang terkena musibah, semoga disegerakan kesembuhannya oleh Allah, dicukupkan musibah pada hari ini dan semoga tidak ada lagi musibah pada hari-hari selanjutnya. Mari kita jadikan musibah hari ini menjadi pemicu bagi kita untuk memperbaiki diri, keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah," ujar Gubernur. Orang nomor satu NTB itu juga mengingatkan kepada seluruh jama'ah yang hadir agar dapat memanfaatkan sisa usia untuk terus beramal dan berbuat baik kepada sesama dan mengisi perjuangan dengan kebaikan untuk membangun Indonesia. "Maulana syekh mengingatkan saya dan kita semua bahwa tidak ada yang kekal di dunia, tidak ada guna kita sebagai manusia bila kita tidak mengamalkan dan menerapkan ajaran Allah dalam bekerja membangun negeri tempat tinggal kita, negara Indonesia, amanah yang dititipkan oleh Allah untuk kita jaga dan bangun dalam kebaikan. Nahdatul Wathan (NW) sebagai pengingat kita semua, tidak boleh menganggap dirinya lebih baik dan lebih berjasa dari yang lain. NW dan organisasi-organisasi lainnya, baik yang telah hadir sebelum maupun sesudah NW hadir adalah satu kesatuan mata rantai yang menyatu memperjuangkan keummatan," ungkapnya. Diakhir sambutannya, Gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini berharap semoga pemimpin selanjutnya yang telah terpilih menggantikan posisinya kelak dapat dengan kompak bekerjasama membangun dan memajukan pulau seribu masjid ini. "Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan harapan saya semoga pemimpin terpilih yang akan menggantikan saya, dapat menjalankan amanahnya melanjutkan perjuangan yang telah saya dan wakil saya lakukan sehingga menciptakan NTB yang lebih beriman dan berbudaya," harapnya. Acara Hultah ini dihadiri juga oleh Wakil Gubernur NTB Muh. Amin, SH., M.Si., sejumlah ulama besar dari Mesir, mantan Rektor Universitas Al-Azhar Kairo, Prof Dr Ibrahim Alhudruk, masyaikhul Ma'had Darul Qur'an Walhadits Almajidiyah Asy-syafiiyah NW Pancor, sejumlah anggota DPR RI, jajaran FKPD Prov. NTB, pimpinan OPD Lingkup Provinsi NTB, jajaran FKPD Kab. Lotim serta sejumlah tamu undangan dari seluruh perwakilan NW di Indonesia. (HumasNTB) |
Konferensi Ulama Internasional di NTB Resmi Ditutup Posted: 31 Jul 2018 12:22 AM PDT MATARAM, LELEMUKU.COM - Konferensi Ulama Internasional di Nusa Tenggara Barat resmi ditutup. Kegiatan dengan tema "Moderasi Islam dalam Perspektif Ahlussunnah wal Jama'ah", ditutup oleh Menteri Pertahanan dan Kemanan Riyamizard Ryakudu, di Ballroom Islamic Center NTB, Mataram pada Sabtu (28/7). Turut Hadir dalam acara Ketua OIAA Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Gubernur NTB DR. TGH. M. Zainul Majdi serta Mantan Rektor Al Azhar, Dr. Ibrahim Hudhud. Konferensi yang digelar sejak tanggal 26 sampai 28 Juli 2018 ini melahirkan 9 rekomendasi, yang disebut sebagai Lombok Message. Sembilan rekomendasi tersebut adalah Pertama. Para peserta konferensi bersepakat bahwa Ahlussunnah wal Jama'ah adalah mereka yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya, yang berpegang teguh pada Al-Qur`an dan Sunnah, yaitu para pengikut Asy'ariyyah-Maturidiyyah, para fukaha, ahli hadis dan tasawuf yang mengikuti Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad Saw. Kedua, Konsep "al-firqah al-nâjiyah" (kelompok yang selamat) seperti disebut dalam beberapa riwayat dan menjadi salah satu pemicu perpecahan umat Islam, adalah masalah khilafiah yang belum disepakati para ulama. Riwayat-riwayat hadis tentang itu masih diperdebatkan para ulama, baik dari periwayatan (sanad) maupun substansinya (matan), terutama yang terkait dengan prediksi di akhirat bahwa "semuanya masuk neraka kecuali satu kelompok". Ini masalah akidah yang harus didasari pada hadis-hadis yang mutawatir. Konsep ini tidak bertentangan dengan perbedaan dan keragaman dalam pandangan keagamaan, dan tidak bertolak belakang dengan perintah untuk menjaga persatuan. Ketiga, Sektarianisme, rasisme dan diskriminasi dalam bentuk apa pun bertentangan dengan wasathiyyah (moderasi) Islam, dan harus dilawan dengan berbagai cara, sebab mengganggu keutuhan tanah air, memperkeruh harmoni sosial antara warga negara yang memiliki hak dan kewajiban yang setara. Wasathiyyah Islam menjamin hak untuk berbeda, dan menjamin hak kebebasan penganut agama lain dalam menjalankan agama dan beribadah sesuai keyakinannya. Keempat, Al-Azhar al-Syarif adalah garda depan wasathiyyah Islam sepanjang sejarah, lebih dari seribu tahun, dengan metode yang mengakui dan mengukuhkan keragaman, menghormati pandangan dan sikap orang lain yang berbeda, tanpa menuduhnya kafir (takfîr), fasiq (tafsîq) dan berbuat bid`ah (tabdî). Kelima, Perlu membangun konsep pemikiran, bimbingan dan pendidikan bagi mereka yang keluar dari jalur wasathiyyah, yaitu penganut pemikiran ekstrem yang kembali (returnis) dari daerah-daerah konflik, agar dapat menjadi warga negara yang baik. Al-Azhar al-Syarif dan para ulamanya serta kantor-kantor cabang Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) yang tersebar di beberapa negara siap melakukan itu. Keenam, Perlu membuat desain program pendidikan yang dibangun atas dasar wasathiyyat Islam dan nir-kekerasan, dengan target sasaran anak-anak yang akan menjadi harapan masa depan, dalam upaya membangun dan melindungi mereka dari pemikiran ekstrem yang bertentangan dengan wasathiyyah. Dalam hal ini, OIAA siap berbagi pengalaman dan mendukung secara substansi keilmuan. Ketujuh, Wasathiyyah Islam adalah metode dalam beribadah, bermuamalah, praktik ekonomi, sosial dan seluruh aspek kehidupan lainnya. Selain itu, wasathiyyah adalah solusi dalam menghadapi Islamofobia yang muncul akibat beberapa aksi terorisme, pertumpahan darah dan problematika lainnya. Kedelapan, Perlu menyelenggarakan seminar dan konferensi, serta memanfaatkan berbagai media sosial dalam melakukan propaganda wasathiyyah dan counter pemikiran ekstrem. Selain itu juga perlu memberikan bimbingan bagi pemuda Muslim terkait situs-situs internet yang menyebarkan pemikiran ekstrem dan kekerasan. Kesembilan, Wasathiyyah Islam memanusiakan dan memuliakan manusia, terlepas dari perbedaan agama dan keyakinan, menanamkan prinsip musyawarah dan keadilan sosial bagi seluruh penduduk suatu negara, menegaskan persatuan tanah air dan menanamkan loyalitas terhadap negara. Indonesia telah mengambil inisiatif baik dengan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai dasar. (HumasNTB) |
You are subscribed to email updates from Lelemuku.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google, 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |